Jumat, 21 September 2012

Aku Ingin Tau Cinta Sejatiku


AKU INGIN TAU CINTA SEJATIKU.......

What is CINTA...???
Cinta ohhh... cint4.....
CINTA,, satu kata yang terdiri dari lima huruf tersebut mempunyai banyak arti. Mungkin cinta menurut Bandung Bondowoso adalah membuatkan seribu candi untuk Roro Jonggrang. Cinta bagi Rama menyelamatkan Shinta dari cengkraman Rahwana.,, NEXT.....
Cinta adalah kekuatan yang mengubah duri menjadi mawar, mengubah cuka jadi anggur, mengubah malang menjadi mujur, mengubah sedih menjadi senang, mengubah sakit menjadi sehat..  ( ini cinta versi  novel Ketika Cinta Bertasbih..   hehehe...   :D) Sepenggal lagu Maher Zain berikut ini, mungkin kita bisa mengetahui arti CINTA yang sesungguhnya.....
“if ask me about love,,
(jika kamu bertanya tentang cinta)
And what i know abaut it
( dan apa saya tau tentang itu..)
My answer would be
( jawabanku adalah ....)
Its everything abaut ALLAH
( itu semua tentang ALLAH..)
The pure love, to our souls
( cinta yang sejati untuk diri kita)

Nah.. temen2 sudah tau kan...!!!
Dalam sepenggal lagu di atas, di sebutin kalau ada yang tanya tentang cinta, maka jawabanya adalah ALLAH. DIA lah tempat cinta sejati kita ( pure love).
Banyak orang yang kita cintai dalam hidup ini, tentu saja dengan rasa cinta yang berbeda – beda. Cinta kita pada ayah ibu tidak sama dengan cinta kita pada sahabat, semua sesuatu ada porsinya. Di dalam islam rasa cinta seperti itu fitrah manusiawi, tapi sebagai muslim kita tidak boleh mengumbar cinta itu menuruti hawa nafsu karena kita punya Rasulluloh SAW, Beliau adalah teladan kita dalam semua hal, termasuk bagaimana kita meletakan CINTA.
ALLAH SWT berfirman...
“ Dijadikan indah pada (pandangan) manusia, kecintaan kepada apa-apa yang diingini(syahwati), yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta vyang banyak dari jenis emas dan perak, kuda pilihan, binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi ALLAH lah tempat kembali yang baik (surga).” (QS. ALI-IMRON : 14)
Ayat itu menunjukan bahwa kita boleh mencintai lawan jenis, anak-anak, harta kekayaan, kendaraan, dan kesenangaan hidup lainya. Tapi kita harus ingat bahwa semua cinta itu karena Allah lah tempat kembali yang baik.
Lalu gimana kalau kita jatuh cinta ddengan lawan jenis? Sahabat pernah mengalaminya bukan? Maka kita harus kembali pada cinta tertinggi kita, yaitu Allah, dan ALLAH sudah mengutus seorang Muhammad  sebagai manusia yang patut kita teladani,.
“Katakanlah, jika kalian benar-benar cinta pada ALLAH, maka ikutilah aku (Muhammad), niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.........” ( QS. Ali Imron ; 31)
Kalau kita jatuh cinta pada seseorang, tanyalah “ Allah ridho gak  ya dengan ini??,,  sehingga kita akan melakukan pelanggaran, kita akan takut pada Allah Swt. Misalnya saja kita kita hendak berkencan, kita kemudian ingat Rosulluloh SAW melarang laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim berduaan, karena yang ketiga adalah setan. Begitu seterusnya sehingga ALLAH menjadi pertimbangan kita dalam setiap gerak dan langkah kita.
Tidak hanya masalah lawan jenis , masalah harta dan fasilitas pun begitu, misalnya kita punya uang banyak, kita akan mengontrol pengeluaran sesuai dengan ALLAH ridhoi sehigga uang kita tidak kita gunakan untuk maksiat.
Itulah maksudnya ALLAH sebagai cinta sejati. Bahwa segala sesuatu harus dilandaskan pada ALLAH. Dan itu akan terwujud kalau kita sebelumnya mengenal ALLAH lewat mempelajari Al-qur’an dan Hadist.
So.........
Marilah kita bersemangat dalam menuntut ilmu agama, kita giatkan semua kegiatan mengaji di masjid kita tercinta ini. Apabila kita ini rajin menuntut ilmu, insya ALLAH rahmat dari ALLAH SWT selalu mengalir untuk kita semua.


Galau???


GALAU...!!!
( Rasa Cemas, Bimbang & Gelisah )
Galau!!” merupakan sebuah kata yang sedang naik daun, mungkin menjadi semacam tren atau virus yang menjangkiti anak bangsa saat ini. Beberapa untaian kalimat yang selalu bernada keluh kesah, gelisah, bingung, bimbang dan khawatir ini tak hanya laku di facebook atau twitter saja, bahkan di media televisi pun marak  menggembar-gemborkan kata “galau” ini.
Pada dasarnya, memang manusia merupakan sosok makhluk yang paling sering dilanda kecemasan. Ketika seseorang dihadapkan pada suatu masalah, sedangkan dirinya belum atau bahkan tidak siap menghadapinya, tentu jiwa dan pikirannya akan mengalami guncangan, nah hal inilah yang menjadikan seseorang mengalami cemas, bingung, bimbang, gelisah dan kahwatir sehingga terbitlah rasa “galau!!” ini.
Masalah sebenarnya merupakan perkara yang fitrah bagi setiap insan. Jangankan kita sebagai manusia biasa, bahkan Rasulullah Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam pun pernah mengalami keadaan-keadaan galau pada tahun ke-10 masa kenabiannya.
Pada masa yang masyhur dengan nama ‘amul huzni (tahun duka cita) itu, beliau ditinggal wafat oleh pamannya, Abu Thalib, kemudian dua bulan disusul dengan wafatnya istri yang sangat beliau sayangi, Khadijah bintu Khuwailid.
Sahabat Abu Bakar, ketika sedang perjalanan hijrah bersama Rasulullah pun di saat berada di dalam gua Tsur merasa sangat cemas dan khawatir dari kejaran kaum Musyrikin dalam perburuan mereka terhadap Rasulullah. Hingga turunlah surat At-Taubah ayat 40 yang menjadi penenang mereka berdua dari rasa kegalauan dan kesedihan yang berada pada jiwa dan pikiran mereka.
“… Janganlah engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kami …” (QS. At Taubah: 40)
Ayat di atas mungkin dapat menjadikan kita untuk lebih merenungi lagi terhadap setiap masalah apapun yang kita hadapi. Dalam setiap persoalan yang tak kunjung terselesaikan, maka hadapkanlah semua itu kepada Allah Ta’ala. Tak ada satupun manusia yang tak luput dari rasa sedih, tinggal bagaimana kita menghadapi kesedihan dan kegalauan tersebut.
Berikut ini adalah beberapa kunci dalam mengatasi rasa galau :
1. Sabar
Hal pertama yang dilakukan oleh Nabi Muhammad ketika menghadapi cobaan yang tiada henti adalah dengan meneguhkan jiwa dalam bingkai kesabaran. Karena dengan kesabaran itulah seseorang akan lebih bisa menghadapi setiap masalah berat yang mendatanginya.
“… Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar” (Qs. Al-Baqarah 153)
Selain menenangkan jiwa, sabar juga dapat menstabilkan kacaunya akal pikiran akibat beratnya beban yang dihadapi.
2. Adukanlah semua itu kepada Allah
Ketika seseorang menghadapi persoalan yang sangat berat, maka sudah pasti akan mencari sesuatu yang dapat dijadikan tempat mengadu dan mencurahkan isi hati yang telah menjadi beban baginya selama ini. Allah sudah mengingatkan hamba-Nya di dalam ayat yang dibaca setiap muslim minimal 17 kali dalam sehari
“Hanya kepada-Mulah kami menyembah, dan hanya kepada-Mulah kami meminta pertolongan” (QS. Al Fatihah 5).
Mengingat bahwa manusia adalah makhluk yang banyak sekali dalam mengeluh, tentu ketika keluhan itu diadukan kepada Sang Maha Pencipta, maka semua itu akan meringankan beban berat yang selama ini kita derita.
Rasulullah shalallahi alaihi wasallam ketika menghadapi berbagai persoalan pun, hal yang akan beliau lakukan adalah mengadukan persoalan tersebut kepada Allah Ta’ala. Karena hanya Allah lah tempat bergantung bagi setiap makhluk.
3. Positive thinking
Positive thinking atau berpikir positif, perkara tersebut sangatlah membantu manusia dalam mengatasi rasa galau yang sedang menghinggapinya. Karena dengan berpikir positif, maka segala bentuk-bentuk kesukaran dan beban yang ada pada dalam diri menjadi terobati karena adanya sikap bahwa segala yang kesusahan-kesusahan yang dihadapi, pastilah mempunyai jalan yang lebih baik yang sudah ditetapkan oleh Allah Ta’ala.
Sebagaimana firman-Nya :
“Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan” (Qs Al-Insyirah 5-6).
 4. Dzikrullah (Mengingat Allah)
Orang yang senantiasa mengingat Allah Ta’ala dalam segala hal yang dikerjakan. Tentunya akan menjadikan nilai positif bagi dirinya, terutama dalam jiwanya. Karena dengan mengingat Allah segala persoalan yang dihadapi, maka jiwa akan menghadapinya lebih tenang. Sehingga rasa galau yang ada dalam diri bisa perlahan-perlahan dihilangkan. Dan sudah merupakan janji Allah Ta’ala, bagi siapa saja yang mengingatnya, maka didalam hatinya pastilah terisi dengan ketenteraman-ketenteraman yang tidak bisa didapatkan melainkan hanya dengan mengingat-Nya.
 Sebagaimana firman-Nya:
“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah lah hati menjadi tenteram” (Qs Ar-Ra’du 28).
erbeda dengan orang-orang yang lalai kepada Allah, yang di mana jiwa-jiwa mereka hanya terisi dengan rasa kegelisahan, galau, serta kecemasan semata. Tanpa ada sama sekali yang bisa menenangkan jiwa-Nya.Tentunya, sesudah mengetahui tentang faktor-faktor yang dapat mengatasi persoalan galau, maka jadilah orang yang selalu dekat kepada Allah Ta’ala. Bersabar, berpikir positif, mengingat Allah, serta mengadukan semua persoalan kepada-Nya merupakan kunci dari segala persoalan yang sedang dihadapi. Maka dari itu, Janganlah galau, karena sesungguhnya Allah bersama kita.
                                                                  
                                                                                               

Rabu, 30 Mei 2012

Kajian Hari Ini

ETIKA DAN HAK MUSLIM TERHADAP MUSLIM LAINNYA



1.  Jika bertemu mengucapkan salam "Assalamu'alaikum"
2.  Jika bersin, yang bersin mengucapkan hamdalah dan yang   mendengar membals dengan doa
3.  Menjenguknya ketika sakit
4.  Menyaksikan jenazah orang muslim yang meninggal dunia
5.  Membebaskan sumpah muslim lainnya jika telah bersumpah
6.  Menasehati jika dimintai nasehat
7.  Mencintai sesama muslim
8.  Menolong dan tidak menelantarkannya ketika dia membutuhkan  pertolongan
9.  Tidak menimpakan keburukan kepadanya
10. Rendah hati, tidak sombong dan tidak mengambil posisi muslim lainnya
11. Tidak mendiamkannya lebih dari 3 hari
12. Tidak menggunjingnya, tidak menghinanya, tidak mencaci dan melecehkannya serta tidak memberi gelar yang buruk dan merusak nama baiknya
13. Tidak mencaci tanpa alasan kepada yang masih hidup atau yang sudah meninggal
14. Tidak dengki/iri/berprasangka buruk kepadanya
15. Tidak menipu dan memperdayakannya
16. Tidak menghianatinya, tidak mendustakan dan tidak menunda pembayaran hutang
17. Mempergaulinya dengan akhlaq yang baik dan memberikan kebaikan kepadanya
18. Hormat kepadanya jika ia dewasa/tua dan menyayanginya jika ia lebih muda
19. Memaafkan kesalahannya, menutup aurat dan tidak memaksa mendengarkan pembicaraan yang dirahasiakan
20. Membantunya jika ia membutuhkan bantuan
21. Melindunginya jika ia meminta perlindunginya pada ALLAH SWT, membalas kebaikannya dan selalu mendoakannya. 






               THE END ........(^-^)

Kamis, 03 Mei 2012

SEMANGAT BERDAKWAH..!!!

Perjalanan dakwah yang kita lalui ini bukanlah perjalanan yang banyak ditaburi kegemerlapan dan kesenangan. Ia merupakan perjalanan panjang yang penuh tantangan dan rintangan berat.
Telah banyak sejarah orang-orang terdahulu sebelum kita yang merasakan manis getirnya perjalanan dakwah ini. Ada yang disiksa, ada pula yang harus berpisah kaum kerabatnya. Ada pula yang diusir dari kampung halamannya. Dan sederetan kisah perjuangan lainnya yang telah mengukir bukti dari pengorbanannya dalam jalan dakwah ini. Mereka telah merasakan dan sekaligus membuktikan cinta dan kesetiaan terhadap dakwah.
Cobalah kita tengok kisah Dzatur Riqa’ yang dialami sahabat Abu Musa Al Asy’ari dan para sahabat lainnya –semoga Allah swt. meridhai mereka. Mereka telah merasakannya hingga kaki-kaki mereka robek dan kuku tercopot. Namun mereka tetap mengarungi perjalanan itu tanpa mengeluh sedikitpun. Bahkan, mereka malu untuk menceritakannya karena keikhlasan dalam perjuangan ini. Keikhlasan membuat mereka gigih dalam pengorbanan dan menjadi tinta emas sejarah umat dakwah ini. Buat selamanya.
Pengorbanan yang telah mereka berikan dalam perjalanan dakwah ini menjadi suri teladan bagi kita sekalian. Karena kontribusi yang telah mereka sumbangkan untuk dakwah ini tumbuh bersemi. Dan, kita pun dapat memanen hasilnya dengan gemilang. Kawasan Islam telah tersebar ke seluruh pelosok dunia. Umat Islam telah mengalami populasi dalam jumlah besar. Semua itu karunia yang Allah swt. berikan melalui kesungguhan dan kesetiaan para pendahulu dakwah ini. Semoga Allah meridhai mereka.
Duhai saudaraku yang dirahmati Allah swt.
Renungkanlah pengalaman mereka sebagaimana yang difirmankan Allah swt. dalam surat At-Taubah: 42.
Kalau yang kamu serukan kepada mereka itu keuntungan yang mudah diperoleh dan perjalanan yang tidak berapa jauh, pastilah mereka mengikutimu. Tetapi tempat yang dituju itu amat jauh terasa oleh mereka, mereka akan bersumpah dengan (nama) Allah, “Jika kami sanggup tentulah kami berangkat bersama-samamu.” Mereka membinasakan diri mereka sendiri dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya mereka benar-benar orang-orang yang berdusta.
Mereka juga telah melihat siapa-siapa yang dapat bertahan dalam mengarungi perjalanan yang berat itu. Hanya kesetiaanlah yang dapat mengokohkan perjalanan dakwah ini. Kesetiaan yang menjadikan pemiliknya sabar dalam menghadapi cobaan dan ujian. Menjadikan mereka optimis menghadapi kesulitan dan siap berkorban untuk meraih kesuksesan. Kesetiaan yang menghantarkan jiwa-jiwa patriotik untuk berada pada barisan terdepan dalam perjuangan ini. Kesetiaan yang membuat pelakunya berbahagia dan sangat menikmati beban hidupnya. Setia dalam kesempitan dan kesukaran. Demikian pula setia dalam kelapangan dan kemudahan.
Saudaraku seperjuangan yang dikasihi Allah swt.
Sebaliknya orang-orang yang rentan jiwanya dalam perjuangan ini tidak akan dapat bertahan lama. Mereka mengeluh atas beratnya perjalanan yang mereka tempuh. Mereka pun menolak untuk menunaikannya dengan berbagai macam alasan agar mereka diizinkan untuk tidak ikut. Mereka pun berat hati berada dalam perjuangan ini dan akhirnya berguguran satu per satu sebelum mereka sampai pada tujuan perjuangan.
Penyakit wahan telah menyerang mental mereka yang rapuh sehingga mereka tidak dapat menerima kenyataan pahit sebagai risiko dan sunnah dakwah ini. Malah mereka menggugatnya lantaran anggapan mereka bahwa perjuangan dakwah tidaklah harus mengalami kesulitan.
Sesungguhnya yang akan meminta izin kepadamu, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian, dan hati mereka ragu-ragu, karena itu mereka selalu bimbang dalam keragu-raguannya. Dan jika mereka mau berangkat, tentulah mereka menyiapkan persiapan untuk keberangkatan itu, tetapi Allah tidak menyukai keberangkatan mereka, maka Allah melemahkan keinginan mereka, dan dikatakan kepada mereka: “Tinggallah kamu bersama orang-orang yang tinggal itu.” (At-Taubah: 45-46)
Kesetiaan yang ada pada mereka merupakan indikasi kuat daya tahannya yang tangguh dalam dakwah ini. Sikap ini membuat mereka stand by menjalankan tugas yang terpikul di pundaknya. Mereka pun dapat menunaikan tugas dengan sebaik-baiknya. Bila ditugaskan sebagai prajurit terdepan dengan segala akibat yang akan dihadapinya, ia senantiasa berada pada posnya tanpa ingin meninggalkannya sekejap pun. Atau bila ditempatkan pada bagian belakang, ia akan berada pada tempatnya tanpa berpindah-pindah. Sebagaimana yang disebutkan Rasulullah saw. dalam beberapa riwayat tentang prajurit yang baik.
Wahai Saudaraku yang dirahmati Allah.
Marilah kita telusuri perjalanan dakwah Abdul Fattah Abu Ismail, salah seorang murid Imam Hasan Al Banna yang selalu menjalankan tugas dakwahnya tanpa keluhan sedikitpun. Dialah yang disebutkan Hasan Al Banna orang yang sepulang dari tempatnya bekerja sudah berada di kota lain untuk memberikan ceramah kemudian berpindah tempat lagi untuk mengisi pengajian dari waktu ke waktu secara maraton. Ia selalu berpindah-pindah dari satu kota ke kota lain untuk menunaikan amanah dakwah. Sesudah menunaikan tugas dengan sebaik-baiknya, ia merupakan orang yang pertama kali datang ke tempatnya bekerja. Malah, ia yang membukakan pintu gerbangnya.
Pernah ia mengalami keletihan hingga tertidur di sofa rumah Zainab Al-Ghazali. Melihat kondisi tubuhnya yang lelah dan penat itu, tuan rumah membiarkan tamunya tertidur sampai bangun. Setelah menyampaikan amanah untuk Zainab Al Ghazali, Abdul Fattah Abu Ismail pamit untuk ke kota lainnya. Karena keletihan yang dialaminya, Zainab Al Ghazali memberikan ongkos untuk naik taksi. Abdul Fattah Abu Ismail mengembalikannya sambil mengatakan, “Dakwah ini tidak akan dapat dipikul oleh orang-orang yang manja.” Zainab pun menjawab, “Saya sering ke mana-mana dengan taksi dan mobil-mobil mewah, tapi saya tetap dapat memikul dakwah ini dan saya pun tidak menjadi orang yang manja terhadap dakwah. Karena itu, pakailah ongkos ini, tubuhmu letih dan engkau memerlukan istirahat sejenak.” Ia pun menjawab, “Berbahagialah ibu. Ibu telah berhasil menghadapi ujian Allah swt. berupa kenikmatan-kenikmatan itu. Namun, saya khawatir saya tidak dapat menghadapinya sebagaimana sikap ibu. Terima kasih atas kebaikan ibu. Biarlah saya naik kendaraan umum saja.”
Duhai saudaraku yang dimuliakan Allah swt.
Itulah contoh orang yang telah membuktikan kesetiaannya pada dakwah lantaran keyakinannya terhadap janji-janji Allah swt. Janji yang tidak akan pernah dipungkiri sedikit pun. Allah swt. telah banyak memberikan janji-Nya pada orang-orang yang beriman yang setia pada jalan dakwah berupa berbagai anugerah-Nya. Sebagaimana yang terdapat dalam Al-Qur’an.
Hai orang-orang yang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepadamu furqan dan menghapuskan segala kesalahan-kesalahanmu dan mengampuni (dosa-dosa)- mu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.” (Al-Anfal: 29)
Dengan janji Allah swt. tersebut, orang-orang beriman tetap bertahan mengarungi jalan dakwah ini. Dan mereka pun tahu bahwa perjuangan yang berat itu sebagai kunci untuk mendapatkannya. Semakin berat perjuangan ini semakin besar janji yang diberikan Allah swt. kepadanya. Kesetiaan yang bersemayam dalam diri mereka itulah yang membuat mereka tidak akan pernah menyalahi janji-Nya. Dan, mereka pun tidak akan pernah mau merubah janji kepada-Nya.
Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikit pun tidak merubah (janjinya). (Al Ahzab: 23)
Wahai ikhwah kekasih Allah swt.
Pernah seorang pejuang Palestina yang telah berlama-lama meninggalkan kampung halaman dan keluarganya untuk membuat mencari dukungan dunia dan dana diwawancarai. “Apa yang membuat Anda dapat berlama-lama meninggalkan keluarga dan kampung halaman?” Jawabnya, karena perjuangan. Dan, dengan perjuangan itu kemuliaan hidup mereka lebih berarti untuk masa depan bangsa dan tanah airnya. “Kalau bukan karena dakwah dan perjuangan, kami pun mungkin tidak akan dapat bertahan,” ungkapnya lirih.
Wahai saudaraku seiman dan seperjuangan
Aktivis dakwah sangat menyakini bahwa kesabaran yang ada pada dirinyalah yang membuat mereka kuat menghadapi berbagai rintangan dakwah. Bila dibandingkan apa yang kita lakukan serta yang kita dapatkan sebagai risiko perjuangan di hari ini dengan keadaan orang-orang terdahulu dalam perjalanan dakwah ini, belumlah seberapa. Pengorbanan kita di hari ini masih sebatas pengorbanan waktu untuk dakwah. Pengorbanan tenaga dalam amal khairiyah untuk kepentingan dakwah. Pengorbanan sebagian kecil dari harta kita yang banyak. Dan bentuk pengorbanan ecek-ecek lainnya yang telah kita lakukan. Coba lihatlah pengorbanan orang-orang terdahulu, ada yang disisir dengan sisir besi, ada yang digergaji, ada yang diikat dengan empat ekor kuda yang berlawanan arah, lalu kuda itu dipukul untuk lari sekencang-kencangnya hingga robeklah orang itu. Ada pula yang dibakar dengan tungku yang berisi minyak panas. Mereka dapat menerima resiko karena kesabaran yang ada pada dirinya.
Kesabaran adalah kuda-kuda pertahanan orang-orang beriman dalam meniti perjalanan ini. Bekal kesabaran mereka tidak pernah berkurang sedikit pun karena keikhlasan dan kesetiaan mereka pada Allah swt.
Dan berapa banyak nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar. (Ali Imran: 146)
Bila kita memandang kehidupan generasi pilihan, kita akan temukan kisah-kisah brilian yang telah menyuburkan dakwah ini. Muncullah pertanyaan besar yang harus kita tujukan pada diri kita saat ini. Apakah kita dapat menyemai dakwah ini menjadi subur dengan perjuangan yang kita lakukan sekarang ini ataukah kita akan menjadi generasi yang hilang dalam sejarah dakwah ini.
Ingat, dakwah ini tidak akan pernah dapat dipikul oleh orang-orang yang manja. Militansi aktivis dakah merupakan kendaraan yang akan menghantarkan kepada kesuksesan. Semoga Allah menghimpun kita dalam kebaikan. Wallahu’alam.
PAP actyvity......
.

Sabtu, 21 April 2012

Ayat Kursi


Ayat Kursi

255. Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi[161] Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.

Rabu, 18 April 2012

Motto

Pengajian Al-Islam Ahad Pagi

Mewujudkan Remaja Islam yang Berakhlaq, Berilmu dan Berprestasi