Jumat, 21 September 2012

Aku Ingin Tau Cinta Sejatiku


AKU INGIN TAU CINTA SEJATIKU.......

What is CINTA...???
Cinta ohhh... cint4.....
CINTA,, satu kata yang terdiri dari lima huruf tersebut mempunyai banyak arti. Mungkin cinta menurut Bandung Bondowoso adalah membuatkan seribu candi untuk Roro Jonggrang. Cinta bagi Rama menyelamatkan Shinta dari cengkraman Rahwana.,, NEXT.....
Cinta adalah kekuatan yang mengubah duri menjadi mawar, mengubah cuka jadi anggur, mengubah malang menjadi mujur, mengubah sedih menjadi senang, mengubah sakit menjadi sehat..  ( ini cinta versi  novel Ketika Cinta Bertasbih..   hehehe...   :D) Sepenggal lagu Maher Zain berikut ini, mungkin kita bisa mengetahui arti CINTA yang sesungguhnya.....
“if ask me about love,,
(jika kamu bertanya tentang cinta)
And what i know abaut it
( dan apa saya tau tentang itu..)
My answer would be
( jawabanku adalah ....)
Its everything abaut ALLAH
( itu semua tentang ALLAH..)
The pure love, to our souls
( cinta yang sejati untuk diri kita)

Nah.. temen2 sudah tau kan...!!!
Dalam sepenggal lagu di atas, di sebutin kalau ada yang tanya tentang cinta, maka jawabanya adalah ALLAH. DIA lah tempat cinta sejati kita ( pure love).
Banyak orang yang kita cintai dalam hidup ini, tentu saja dengan rasa cinta yang berbeda – beda. Cinta kita pada ayah ibu tidak sama dengan cinta kita pada sahabat, semua sesuatu ada porsinya. Di dalam islam rasa cinta seperti itu fitrah manusiawi, tapi sebagai muslim kita tidak boleh mengumbar cinta itu menuruti hawa nafsu karena kita punya Rasulluloh SAW, Beliau adalah teladan kita dalam semua hal, termasuk bagaimana kita meletakan CINTA.
ALLAH SWT berfirman...
“ Dijadikan indah pada (pandangan) manusia, kecintaan kepada apa-apa yang diingini(syahwati), yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta vyang banyak dari jenis emas dan perak, kuda pilihan, binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi ALLAH lah tempat kembali yang baik (surga).” (QS. ALI-IMRON : 14)
Ayat itu menunjukan bahwa kita boleh mencintai lawan jenis, anak-anak, harta kekayaan, kendaraan, dan kesenangaan hidup lainya. Tapi kita harus ingat bahwa semua cinta itu karena Allah lah tempat kembali yang baik.
Lalu gimana kalau kita jatuh cinta ddengan lawan jenis? Sahabat pernah mengalaminya bukan? Maka kita harus kembali pada cinta tertinggi kita, yaitu Allah, dan ALLAH sudah mengutus seorang Muhammad  sebagai manusia yang patut kita teladani,.
“Katakanlah, jika kalian benar-benar cinta pada ALLAH, maka ikutilah aku (Muhammad), niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.........” ( QS. Ali Imron ; 31)
Kalau kita jatuh cinta pada seseorang, tanyalah “ Allah ridho gak  ya dengan ini??,,  sehingga kita akan melakukan pelanggaran, kita akan takut pada Allah Swt. Misalnya saja kita kita hendak berkencan, kita kemudian ingat Rosulluloh SAW melarang laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim berduaan, karena yang ketiga adalah setan. Begitu seterusnya sehingga ALLAH menjadi pertimbangan kita dalam setiap gerak dan langkah kita.
Tidak hanya masalah lawan jenis , masalah harta dan fasilitas pun begitu, misalnya kita punya uang banyak, kita akan mengontrol pengeluaran sesuai dengan ALLAH ridhoi sehigga uang kita tidak kita gunakan untuk maksiat.
Itulah maksudnya ALLAH sebagai cinta sejati. Bahwa segala sesuatu harus dilandaskan pada ALLAH. Dan itu akan terwujud kalau kita sebelumnya mengenal ALLAH lewat mempelajari Al-qur’an dan Hadist.
So.........
Marilah kita bersemangat dalam menuntut ilmu agama, kita giatkan semua kegiatan mengaji di masjid kita tercinta ini. Apabila kita ini rajin menuntut ilmu, insya ALLAH rahmat dari ALLAH SWT selalu mengalir untuk kita semua.


Galau???


GALAU...!!!
( Rasa Cemas, Bimbang & Gelisah )
Galau!!” merupakan sebuah kata yang sedang naik daun, mungkin menjadi semacam tren atau virus yang menjangkiti anak bangsa saat ini. Beberapa untaian kalimat yang selalu bernada keluh kesah, gelisah, bingung, bimbang dan khawatir ini tak hanya laku di facebook atau twitter saja, bahkan di media televisi pun marak  menggembar-gemborkan kata “galau” ini.
Pada dasarnya, memang manusia merupakan sosok makhluk yang paling sering dilanda kecemasan. Ketika seseorang dihadapkan pada suatu masalah, sedangkan dirinya belum atau bahkan tidak siap menghadapinya, tentu jiwa dan pikirannya akan mengalami guncangan, nah hal inilah yang menjadikan seseorang mengalami cemas, bingung, bimbang, gelisah dan kahwatir sehingga terbitlah rasa “galau!!” ini.
Masalah sebenarnya merupakan perkara yang fitrah bagi setiap insan. Jangankan kita sebagai manusia biasa, bahkan Rasulullah Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam pun pernah mengalami keadaan-keadaan galau pada tahun ke-10 masa kenabiannya.
Pada masa yang masyhur dengan nama ‘amul huzni (tahun duka cita) itu, beliau ditinggal wafat oleh pamannya, Abu Thalib, kemudian dua bulan disusul dengan wafatnya istri yang sangat beliau sayangi, Khadijah bintu Khuwailid.
Sahabat Abu Bakar, ketika sedang perjalanan hijrah bersama Rasulullah pun di saat berada di dalam gua Tsur merasa sangat cemas dan khawatir dari kejaran kaum Musyrikin dalam perburuan mereka terhadap Rasulullah. Hingga turunlah surat At-Taubah ayat 40 yang menjadi penenang mereka berdua dari rasa kegalauan dan kesedihan yang berada pada jiwa dan pikiran mereka.
“… Janganlah engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kami …” (QS. At Taubah: 40)
Ayat di atas mungkin dapat menjadikan kita untuk lebih merenungi lagi terhadap setiap masalah apapun yang kita hadapi. Dalam setiap persoalan yang tak kunjung terselesaikan, maka hadapkanlah semua itu kepada Allah Ta’ala. Tak ada satupun manusia yang tak luput dari rasa sedih, tinggal bagaimana kita menghadapi kesedihan dan kegalauan tersebut.
Berikut ini adalah beberapa kunci dalam mengatasi rasa galau :
1. Sabar
Hal pertama yang dilakukan oleh Nabi Muhammad ketika menghadapi cobaan yang tiada henti adalah dengan meneguhkan jiwa dalam bingkai kesabaran. Karena dengan kesabaran itulah seseorang akan lebih bisa menghadapi setiap masalah berat yang mendatanginya.
“… Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar” (Qs. Al-Baqarah 153)
Selain menenangkan jiwa, sabar juga dapat menstabilkan kacaunya akal pikiran akibat beratnya beban yang dihadapi.
2. Adukanlah semua itu kepada Allah
Ketika seseorang menghadapi persoalan yang sangat berat, maka sudah pasti akan mencari sesuatu yang dapat dijadikan tempat mengadu dan mencurahkan isi hati yang telah menjadi beban baginya selama ini. Allah sudah mengingatkan hamba-Nya di dalam ayat yang dibaca setiap muslim minimal 17 kali dalam sehari
“Hanya kepada-Mulah kami menyembah, dan hanya kepada-Mulah kami meminta pertolongan” (QS. Al Fatihah 5).
Mengingat bahwa manusia adalah makhluk yang banyak sekali dalam mengeluh, tentu ketika keluhan itu diadukan kepada Sang Maha Pencipta, maka semua itu akan meringankan beban berat yang selama ini kita derita.
Rasulullah shalallahi alaihi wasallam ketika menghadapi berbagai persoalan pun, hal yang akan beliau lakukan adalah mengadukan persoalan tersebut kepada Allah Ta’ala. Karena hanya Allah lah tempat bergantung bagi setiap makhluk.
3. Positive thinking
Positive thinking atau berpikir positif, perkara tersebut sangatlah membantu manusia dalam mengatasi rasa galau yang sedang menghinggapinya. Karena dengan berpikir positif, maka segala bentuk-bentuk kesukaran dan beban yang ada pada dalam diri menjadi terobati karena adanya sikap bahwa segala yang kesusahan-kesusahan yang dihadapi, pastilah mempunyai jalan yang lebih baik yang sudah ditetapkan oleh Allah Ta’ala.
Sebagaimana firman-Nya :
“Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan” (Qs Al-Insyirah 5-6).
 4. Dzikrullah (Mengingat Allah)
Orang yang senantiasa mengingat Allah Ta’ala dalam segala hal yang dikerjakan. Tentunya akan menjadikan nilai positif bagi dirinya, terutama dalam jiwanya. Karena dengan mengingat Allah segala persoalan yang dihadapi, maka jiwa akan menghadapinya lebih tenang. Sehingga rasa galau yang ada dalam diri bisa perlahan-perlahan dihilangkan. Dan sudah merupakan janji Allah Ta’ala, bagi siapa saja yang mengingatnya, maka didalam hatinya pastilah terisi dengan ketenteraman-ketenteraman yang tidak bisa didapatkan melainkan hanya dengan mengingat-Nya.
 Sebagaimana firman-Nya:
“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah lah hati menjadi tenteram” (Qs Ar-Ra’du 28).
erbeda dengan orang-orang yang lalai kepada Allah, yang di mana jiwa-jiwa mereka hanya terisi dengan rasa kegelisahan, galau, serta kecemasan semata. Tanpa ada sama sekali yang bisa menenangkan jiwa-Nya.Tentunya, sesudah mengetahui tentang faktor-faktor yang dapat mengatasi persoalan galau, maka jadilah orang yang selalu dekat kepada Allah Ta’ala. Bersabar, berpikir positif, mengingat Allah, serta mengadukan semua persoalan kepada-Nya merupakan kunci dari segala persoalan yang sedang dihadapi. Maka dari itu, Janganlah galau, karena sesungguhnya Allah bersama kita.