Jumat, 28 November 2014

Tiga Wasiat Nabi SAW.



Ummu Anas (ibu Anas Bin Malik) berkata:
ياَ رَسُوْلَ اللهِ, أَوْصِيْنِى! قَالَ اْهجُرِى اْلمَعَاصِى فَإِنَّهَا أَفْضَلُ اْلِهجْرَةِ. وَحَافِظِى عَلَى الْفَرَائِضِ فَإِنَّهَا أَفْضَلُ الْجِهَادِ. وَأَكْثِرِى مِنْ ذِكْرِ اللهِ فَإِنَّكَ لَا تَأْتِيْنَ اللهَ بِشَيْءٍ أَحَبُّ إِلَيْهِ مِنْ كَثْرَةِ ذِكْرِهِ (الطبرانى)
“Wahai Rasululloh,  Wasiatilah diriku! “sabdanya: “Tinggalkanlah perbuatan maksiat, sebab perilaku demikian itu merupakan hijrah yang paling utama. Jagalah amal yang fardhu, karena perbuatan tersebut merupakan perjuangan yang paling utama. Perbanyaklah dzikir kepada Alloh, lantaran engkau tak akan menjumpai Alloh dengan membawa bekal sesuatu yang paling Ia cintai selain memperbanyak dzikir padaNya”. (HR. Thabrani dengan sanad yang bagus).
Hadis tersebut merangkum tiga makna pengertian yang teramat dalam jika direnungkan isi kandungannya.
1.       Keharusan kita meninggalkan semua perilaku maksiat yang akan menjadi duri penghalang utama bagi kita untuk memperoleh ridlo, rahmat dan fadhilahNya di sorga.
Maksiat adalah semua bentuk perbuatan yang menunjukkan membangkang,  tidak taat atau mendustakan kepada Alloh dan rasulNya. Hijrah disini tadak mengenal besar atau kecilnya maksiat yang harus ditinggalkan,  namun harus meninggalkan dengan keteguhan jiwa masing-masing.
2.       Jihad atau sungguh dalam menunaikan kewajiban, nilai yang paling utama adalah melaksanakan semua kewajiban. Ini adalah pengertian yang lebih luas cakupannya dari pada jihad dalam makna sempit “perang fisik”.  Mengapa disebut sebagai “afdholul Jihad”?. Karena perjuangan yang terangkum di dalamnya tidak mengenal situasi, kondisi, waktu, jenis kelamin maupun usia (tua atau muda).
3.       Dzikir adalah amalan sunnah yang sangat dicintai Alloh. Sebab dengan banyak dzikir, kerratan jiwa dengan Alloh akan senantiasa terjalin. Semakin banyak berdzikir maka semakin kedekatan Alloh kepada hambaNya.
Alloh mempunyai rasa cemburu atau ghirah, bahkan cemburunya Alloh lebih besar. Dia juga yang paling senang dipuja (dengan cara berdzikir), karena itu Ia gemar sekali memuja diriNya sendiri. Sebaliknya, kita para hambanya (manusia) dilarang memuji diri sendiri yang berakibat menjadi ujub lalu takabur yang akhirnya membawa ke neraka.
Kesimpulan;
Mari menjaga dan mengamalkan wasiat Rasul saw dengan senantiasa berhati-hati dan takut  (meninggalkan) terhadap maksiat, bersungguh-sunggh dalam mengerjakan kewajiban-kewajiban dan senantiasa menjaga kedekatan diri kita kepada Alloh SWT dengan mmperbanyak dzikir di setiap saat, tempat dan kondisi apapun. Mudah-mudahan kita diringankan dalam menjalankan amal sholeh ini.