Ummu Anas (ibu Anas Bin Malik) berkata:
ياَ رَسُوْلَ اللهِ,
أَوْصِيْنِى! قَالَ اْهجُرِى اْلمَعَاصِى فَإِنَّهَا أَفْضَلُ اْلِهجْرَةِ. وَحَافِظِى
عَلَى الْفَرَائِضِ فَإِنَّهَا أَفْضَلُ الْجِهَادِ. وَأَكْثِرِى مِنْ ذِكْرِ اللهِ
فَإِنَّكَ لَا تَأْتِيْنَ اللهَ بِشَيْءٍ أَحَبُّ إِلَيْهِ مِنْ كَثْرَةِ ذِكْرِهِ
(الطبرانى)
“Wahai
Rasululloh, Wasiatilah diriku!
“sabdanya: “Tinggalkanlah perbuatan maksiat, sebab perilaku demikian itu
merupakan hijrah yang paling utama. Jagalah amal yang fardhu, karena perbuatan
tersebut merupakan perjuangan yang paling utama. Perbanyaklah dzikir kepada
Alloh, lantaran engkau tak akan menjumpai Alloh dengan membawa bekal sesuatu yang
paling Ia cintai selain memperbanyak dzikir padaNya”. (HR. Thabrani dengan
sanad yang bagus).
Hadis tersebut merangkum tiga makna pengertian yang teramat dalam
jika direnungkan isi kandungannya.
1. Keharusan
kita meninggalkan semua perilaku maksiat yang akan menjadi duri
penghalang utama bagi kita untuk memperoleh ridlo, rahmat dan fadhilahNya di
sorga.
Maksiat adalah semua bentuk perbuatan yang
menunjukkan membangkang, tidak taat atau
mendustakan kepada Alloh dan rasulNya. Hijrah disini tadak mengenal besar atau kecilnya maksiat yang
harus ditinggalkan, namun harus meninggalkan
dengan keteguhan jiwa masing-masing.
2. Jihad atau sungguh
dalam menunaikan kewajiban, nilai yang paling utama adalah melaksanakan
semua kewajiban. Ini adalah pengertian yang lebih luas cakupannya dari
pada jihad dalam makna sempit “perang fisik”. Mengapa disebut sebagai “afdholul Jihad”?.
Karena perjuangan yang terangkum di dalamnya tidak mengenal situasi, kondisi,
waktu, jenis kelamin maupun usia (tua atau muda).
3. Dzikir adalah amalan sunnah yang sangat
dicintai Alloh. Sebab dengan banyak dzikir, kerratan jiwa dengan Alloh akan
senantiasa terjalin. Semakin banyak berdzikir maka semakin kedekatan Alloh
kepada hambaNya.
Alloh
mempunyai rasa cemburu atau ghirah, bahkan cemburunya Alloh lebih besar.
Dia juga yang paling senang dipuja (dengan cara berdzikir), karena itu Ia gemar
sekali memuja diriNya sendiri. Sebaliknya, kita para hambanya (manusia) dilarang
memuji diri sendiri yang berakibat menjadi ujub lalu takabur yang
akhirnya membawa ke neraka.
Kesimpulan;
Mari menjaga dan mengamalkan
wasiat Rasul saw dengan senantiasa berhati-hati dan takut (meninggalkan) terhadap maksiat,
bersungguh-sunggh dalam mengerjakan kewajiban-kewajiban dan senantiasa menjaga
kedekatan diri kita kepada Alloh SWT dengan mmperbanyak dzikir di setiap saat,
tempat dan kondisi apapun. Mudah-mudahan kita diringankan dalam menjalankan
amal sholeh ini.