Kita sering mendengar
istilah taqdir atau nasib, bahkan mempercayai taqdir adalah bagian dari Rukun
Iman. Bagaimana sebenranya pengertian taqdir itu?
Taqdir tidak terlepas
dari istilah qodho dan qodar.
Qodho adalah ketetapan, ketentuan atau rencana Allah untuk segenap makhluknya,
baik manusia, jin, hewan tumbuhan, gunung, langit, laut, dll..
Qodar adalah kenyataannya, kejadiannya. Kalau sudah terjadi disebutlah taqdir.
Misalnya :
Qodho dan Qodar untuk Alam Sekitar :
1)
Allah menetapkan
(qodho) bahwa peredaran bumi mengelilingi matahari adalah 365 hari. Itulah
Qodho. Pada kenyataannya (taqdirnya) memang berjalan seperti itu.
2)
Allah menetapkan
(Qodho) bahwa air itu mengalir ke tempat yang lebih rendah. Pada kenyataannya
(taqdirnya) memang demikian.
Antara qodho dan qadar atau taqdir pada alam tidak terjadi perubahan.
Itulah sunnatullah (ketetapan Allah). Segenap makhluk, selain manusia
dan jin tidak mempunyai pilihan, mereka harus taat kepada ketetapan
Allah, terpaksa maupun sukarela.
Qodho-qodar untuk Manusia :
1)
Allah menetapkan bahwa
manusia hanya boleh beribadah kepada Allah. Itulah Qodho. Tetapi pada
kenyataannya banyak juga manusia yang menyembah selain Allah. Itulah taqdir.
2)
Allah menetapkan
(qodho) bahwa setiap anak wajib berbuat ihsan kepada orangtuanya, tetapi pada
kenyataannya (taqdirnya) ada juga anak yang durhaka kepada orangtuanya.
3)
Pada saat bayi berusia
empat bulan dalam kandungan, Allah menetapkan potensi-potensinya atau
bakat-bakatnya. Besar kecilnya bakat ini untuk setiap bayi berbeda-beda. Itulah
ketetapan (qodho) Allah. Nanti setelah anak itu dewasa akan berusaha
mengembangkan potensi itu, sehingga ada orang yang menjadi pemain bola tingkat
internasional. Itulah taqdir. Tetapi ada juga yang malas berlatih sehingga
hanya menjadi pemain bola tingkat kecamatan saja. Itupun taqir juga.
Qodho Allah untuk manusia sering berbeda dengan taqdirnya sebab manusia
dengan akal (dan potensi lainnya) mempunyai hak pilih, tetapi kadang-kadang
pilihannya dipengaruhi oleh nafsu syaithaniyah. Tidak heran
kalau ada manusia yang menyembah batu, membunuh, dan berbuat maksiat lainnya.
Oleh karena itu Alloh
menjelaskan bahwa manusia diciptakan dengan dibekali potensi (kemampuan) yang
asasi, supaya digunakan dengan sebaik-baiknya, yaitu untuk mencari taqdir yang
baik. (QS. An Nahl, 16: 78).
Namun banyak manusia
yang tidak menggunakan potensi itu dengan baik, sehingga mereka mendapatkan
taqdir yang jelek. (QS As sajdah, 32: 9, Al Mulk, 67: 23).
Oleh sebab itu, karena manusia
tidak mengetahui taqdir yang akan diterima, maka mari bersama mencari taqdir
yang baik dengan memanfaatkan potensi yang telah Alloh berikan kepada kita
semua.
jos ,,,di aktifkan lagi tmbh ok
BalasHapusSiip.. semoga PAP selalu jaya dan bisa menjadi majlis ilmu yg berkualitas.. :)
BalasHapus