Dasarnya
1. Qs. Al Furqon, 25: 30
2. Hadis Nabi
قال
رسول صلى الله عليه وسلم :
اقرؤوا القران فإنه يأتي يوم القيامة شفيعا لأصحابه (رواه مسلم)
Bersabda Rasululloh saw. “Bacalah
al Qur’an, karena sesungguhnya ia akan datang di hari kiamat sebagai syafa’at
(penolong) bagi si pembacanya” (HR. Muslim)
Pelajaran yang dapat diambil:
1. Banyak generasi muda Islam yg sudah
tidak peduli dengan Al Qur’an, mereka
lebih peduli dengan nyanyian dan lagu. Ketika mereka dipancing dengan satu bait
ayat, tidak cepat nyambung bahkan tidak nyambung sama sekali alias sinyal
lemah bahkan tidak ada. Tapi ketika dipancing dengan satu kalimat
lagu/nyanyian, langsung nyambung alias sinyal kuat.
2. Di setiap tempat, di setiap waktu yang
diotak-atik hanya MP3 nyanyian, chating-an maupun sms kosong. Padahal media-media modern yg
mereka gunakan, bisa juja diisi dengan lantunan al Qur’an.
3. Ini bukti bahwa Al qur’an sudah
diremehkan, kecintaan terhadap Al qur’an mulai luntur. Dibaca secara lafdhiyah saja tidak, didengarkanpun
jg tidak, apalagi dipelajari maknaanya. Bagaiman mungkin orang Islam akan mendapat
petunjuk?
4. Beginilah diantara kondisi generasi
Islam pada umumnya. Jika remaja dan umat Islam pada umumnya hanya seperti ini,
maka apa yang disinyalir oleh Nabi saw akan benar-benar terjadi, dimana Islam
hanya tinggal namanya dan Al Qur’an hanya tinggal tulisannya saja.
5. Mari
mencintai Al Qur’an sebagai pedoman hidup kita, yaitu dengan giat dan senang
membaca, mendengar dan mempelajari isinya, agar kehidupan menjadi berkah dan
agama kita menjadi berkualitas karena mengetahui isi Al Qur’an yang penuh
petunjuk.
6. Luangkan waktu setiap harinya untuk
berkomunikasi dengan Al Qur’an, karena sebaik-baik dzikir adalah Qiro’atul
Qur’an.
7. Al qur’an bukan untuk dipajang, bukan
untuk perlombaan bacaan, bukan untuk penutup kotak sumbangan, bukan untuk dibacakan
bagi si mayit. Namun Al Qur’an diperuntukkan bagi orang hidup untuk dibaca dan
dipelajri isinya agar hidup penuh Hidayah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar