Nabi saw menyampaikan banyak wasiat kepada para pemuda, diantaranya sebagai berikut:
1.
Jangan berteman
kecuali dengan seorang mukmin
Diriwayatkan dari Abu Sa’id Al Khudzri ra, ia mendengar Rasululloh saw bersabda:
لَا
تُصَاحِبْ إِلاَّ مُؤْمِنًا وَلَا يَأْكُلْ طَعَامَكَ إِلَّا تَقِيٌّ
“Jangan berteman kecuali
dengan seorang mukmin, dan jangan ada yang memakan makananmu kecuali seorang
bertaqwa” (HR. Abu Daud).
Abu Musa Al Asy’ari ra, dari Nabi saw Beliau bersabda:
مَثَلُ
الْجَلِيْسِ الصَّالِحِ وَاْلَجلِيْسِ السُّوْءِ كَحَامِلِ اْلِمسْكِ وَنَافِخِ الْكِيْرِ,
فَحَامِلِ اْلِمسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيْكَ وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ, وَإِمَّا
أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيْحًا طَيِّبَةً, وَنَافِخِ الْكِيْرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ
ثِيَابَكَ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيْحًا خَبِيْثَةً
“Perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk laksana pembawa
minyak wangi dan pande besi. Pembawa minyak wangi bisa jadi akan memberimu
wewangian, atau kamu membeli wewangian darinya, atau kamu mendapatkan bau harum
darinya. Sedangkan pande besi, bisa jadi ia akan membakar bajumu atau kamu
mendapatkan aroma tidak sedap darinya” (HR Bukhari).
Diriwayatkan dari Abu Hurairoh ra, ia berkata, Rasululloh saw bersabda:
اْلمَرْءُ
عَلَى دِيْنِ خَلِيْلِهِ, فَلْيَنْظُرْ أَحَدَكُمْ مَنْ يُخَالِلُ
“Seseorang itu terbawa agama teman karibnya, maka hendaknya seseorang
di antara kalian memperhatikan dengan siapa ia berteman”.
Iamam Al Ghozali menyebutkan
beberapa syarat seorang teman, ia berkata : ”Seyogyanya orang yang kamu pilih untuk
menjadi teman memiliki lima sifat berikuty:
1.
seorang yang
berakal,
2.
baik akhlaknya,
3.
tidak fasik,
4.
bukan pelaku bid’ah, dan
5.
tidak ambisi thd
dunia”.
2.
Perbaguslah akhlakmu
terhadap manusia.
Diriwayatkan dari Mu’adz bin Jabal ra, ia berkata “Wasiat terakhir
yang disampaikan Rasululloh saw kepadaku adalah ketika aku meletakkan kaki di pelana dari kulit,
beliau bersabda “Baguskan akhlakmu terhadap manusia wahai Mu’adz bin Jabal”.
(HR. Imam Malik).
Diriwayatkan dari Abdulloh bin Mas’ud ra, ia berkata: Rasululloh saw
bersabda:
أَلاَ
أُخْبِرُكُمْ بِمَنْ يَحْرُمُ عَلَى النَّارِ وَ بِمَنْ تَحْرُمُ عَلَيْهِ النَّارُ؟
عَلَى كُلِّ قَرِيْبٍ هَيِّنٍ سَهْلٍ
”Bersediakah aku beritahukan
kpd orang yang diharamkan dari api neraka dan orang yang mana neraka haram
baginya? Yaitu setiap orang yang dekat (dengan orang-orang), lembut perangai
dan bermudah-mudah” (HR Tirmidzi).
3.
Jagalah lidahmu,
(ini tidak hanya dalam percakapan lisani saja, namun juga dalam berbagai
media seperti berbicara lewat media social).
Rasululloh saw berwasiat sejumlah amalan kepada pemuda Mu’adz bin Jabal
ra, beliau bersabda: “Maukah aku beritahukan kepadamu penghimpun semua itu?
Mu’adz berkata “Ya”. Beliau memegang lidahnya
dan bersabda “Jagalah ini atas dirimu”. Mu’adz berkata “Wahai Nabi
Alloh, akankah kita dihukum atas apa yang kita ucapkan?” Beliau bersabda, “Celaka
engkau wahai Mu’adz, tidaklah orang-orang ditelungkupkan wajah mereka ke neraka
kecuali akibat lidah mereka”. (HR. Ibnu Majah).
4.
Jangan melanjutkan
pandangan dengan pandangan yang lain
Diriwayatkan dari Buraidah, dari ayahnya, dari nabi saw, beliau bersabda:
يَا
عَلِىٌّ لَا تُتْبِعُ النَّظْرَةِ النَّظْرَةِ, فَإِنَّ لَكَ الْأُوْلَى وَلَيْسَتْ
لَكَ الْأَخِرَةُ
“Wahai Ali, jangan melanjutkan pandangan (tertuju pada perempuan bukan
mahrom) dengan pandangan (yang lain),
sebab yang menjadi hakmu adalah pandangan pertama, dan kamu tidak berhak atas
pandangan yang akhir” (HR. Tirmidzi).
Diriwayatkan dari Jarir bin Abdulloh ra, ia berkata, “Aku bertanya
kepada Rsululloh saw tentang padangan tiba-tiba (tertuju pada perempuan bukan
mahrom), beliau menyuruhku untuk memalingkan pandanganku”.(HR. Muslim).
Imam Ibnul Qoyyim rh berkata, “Pandangan mata merupakan akar seluruh
peristiwa yang menimpa manusia. Sebab, pandangan melahirkan lintasan, lintasan
melahirkan pikiran, pikiran melahirkan syahwat, kemudian syahwat melahirkan
kemauan, selanjutnya kemauan menguat dan menjadi tekad membaja, lalu terjadilah
tindakan yang merupakan keniscayaan,
kecuali bila ada penghalang yang menghalanginya. Dalam hal ini ada ungkapan
“Kesabaran dalam menundukkan pandangan lebih mudah daripada kesabaran
menghadapi penderitaan yang (muncul) sesudahnya”.
5.
Memulai dari sebelah
kanan
Rasululloh saw berwasiat kepada para pemuda agar memulai dan memakai dari
sebelah kanan, dalam hal makan, minum, memakai alas kaki dan dalam segala
urusan mereka, sebagaimana kebiasaan beliau saw.
Diriwayatkan dari Ibnu Umar ra, bahwasanya Rasululloh saw bersabda:
إِذَا
أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَأْكُلْ بِيَمِيْنِهِ, وَإِذَا شَرِبَ فَلْيَشْرَبُ بِيَمِيْنِهِ,فَإِنَّ
الشَّيْطَانَ يَأْكُلُ بِشِمَالِهِ وَيَشْرَبُ بِشِمَالِهِ.
“Apabila salah seorang diantara kalian makan, maka hendaklah ia makan
dengan tangan kanannya, dan apabila dia minum maka hendaklah ia minum dengan
tangan kanannya. Sebab, setan itu makan dengan tangan kirinya dan minum dengan
tangan kirinya” (HR. Muslim).
6.
Angkatlah kain
sarungmu
Peringatan untuk tidak isbal (memanjangkan pakaian lebih
dari mata kaki) sangatlah penting bagi para pemuda, sebab mereka sering
banggga diri dan dikuasai oleh hawa
nafsu dengan biasa memanjangkan pakaian (celana) melebihi mata kaki (bahkan
sampai terinjak-injak).
Orang yang biasa berpakain isbal, diancam Rasululloh saw dengan
mendapatkan siksa neraka jahanam, sebagaimana dalam hadis:
مَا
أَسْفَلَ مِنَ الْكَعْبَيْنِ مِنَ الْإِيْزَارِ فَفِى النَّارِ
“Kain yang berada di bawah mata kaki berada di dalam neraka” (HR.
Bukhari).
Anjuran ini tidak berlaku bagi perempuan, sedang bagi perempuan
dianjurkan sampai di bawah mata kaki dan boleh sampai menyentuh tanah. Karena
apabila kain tersentuh tanah itu terkena najis, maka akan tersucikan oleh
sapauan tanah yang berikutnya.
Dikutip dari Kitab “Pendidikan Anak Dalam Islam” Karya Syaikh Dr.
Sa’id bin Muhammad bin Wahf Al Qohthani.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar